Cara mengatasi
penyakit pada ikan secara mudah dan cepat harus dicermati dulu tanda-tandanya.
Jika anda sudah yakin jenis penyakit yang menyerang benih gurame, barulah
memulai proses pengobatan.tidak ada salahnya penggunaan garam untuk obat benih gurame.
benih gurame mudah terserang jamuran jika di musim penghujan, selain penggunaan garam kolam juga harus sering di bersihkan.
garam memang sudah di kenal para petani benih gurame salah satu obat yang efektif untuk berbagai penyakit benih gurame.
mengenal fungsi garam untuk benih gurame
Garam
yang dimaksud adalah garam NaCl, yaitu garam seperti yang kita kenal pada
umumnya sebagai garam dapur dalam kehidupan sehari-hari. Rupa dan rasanya sama.
Perbedaan utama antara garam ikan dengan garam dapur atau garam meja adalah
pada kemurniannya. Garam ikan diharapkan hanya mengandung NaCl saja, karena
kehadiran bahan lain pada garam ini dikhawatirkan akan mempunyai dampak yang
tidak diinginkan pada ikan yang bersangkutan.
Sedangkan garam dapur sering
telah mengalami pengkayaan dengan berbagai bahan lain yang diperlukan oleh
manusia, seperti Iodium, atau bahan lainnya. Oleh karena itu sering kali secara
umum disebutkan bahwa garam yang digunakan untuk ikan adalah garam tidak
beriodium. Iodium sendiri tentu saja diperlukan oleh ikan, akan tetapi
kehadiran bahan lain yang tidak diketahui dengan pastilah yang menimbulkan
kekhawatiran akan menyebabkan dampak yang tidak diinginkan.
Apabila tidak
terlalu mendesak maka penggunaan garam yang memang sudah dikhususkan untuk benih gurame akan lebih aman. Meskipun demikian banyak dilaporkan bahwa penggunaan garam
beriodiumpun tidak menyebabkan dampak merugikan pada benih ikan-ikan gurame yang diberi
perlakuan tersebut.
Fungsi Garam
pemberian garam untuk pengobatan benih gurame harus selalu terjaga agar garamtersebet tidak larut dalam air Apabila hal ini terjadi maka ikan yang bersangkutan akan mengalami masalah.
Secara umum kulit ikan merupakan lapisan kedap, sehingga garam didalam tubuhya
tidak mudah “bocor” kedalam air. Satu-satunya bagian ikan yang berinteraksi
dengan air adalah insang.
Air secara terus
menerus masuk kedalam tubuh ikan melalui insang. Proses ini secara pasif
berlangsung melalui suatu proses osmosis yaitu, terjadi sebagai akibat dari
kadar garam dalam tubuh ikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
lingkungannya. Sebaliknya garam akan cenderung keluar. Dalam keadaan normal
proses ini berlangsung secara seimbang.
Peristiwa pengaturan proses osmosis
dalam tubuh ikan ini dikenal dengan sebutan osmoregulasi. Tujuan utama
osmoregulasi adalah untuk mengontrol konsentrasi larutan dalam tubuh ikan.
Apabila ikan tidak mampu mengontrol proses osmosis yang terjadi, ikan yang
bersangkutan akan mati., karena akan terjadi ketidak seimbangan konsentrasi
larutan tubuh, yang akan berada diluar batas toleransinya.
Pada saat ikan
sakit, luka, atau stress proses osmosis akan terganggu sehingga air akan lebih
banyak masuk kedalam tubuh ikan, dan garam lebih banyak keluar dari tubuh,
akibatnya beban kerja ginjal ikan untuk memompa air keluar dari dalam tubuhnya
meningkat. Bila hal ini terus berlangsung, bisa sampai menyebabkan ginjal
menjadi rusak (gagal ginjal) sehingga ikan tersebut tewas. Selain itu, hal ini
juga akan diperparah oleh luka dan atau penyakitnya itu sendiri.
Dalam keadaan
normal ikan mampu memompa keluar air kurang lebih 1/3 dari berat total tubuhnya
setiap hari. Penambahan garam kedalam air diharapkan dapat membantu menjaga
ketidak seimbangan ini, sehingga ikan dapat tetap bertahan hidup dan mempunyai
kesempatan untuk memulihkan dirinya dari luka, atau penyakitnya. Tentu saja
dosisnya harus diatur sedemikan rupa sehingga kadar garamnya tidak lebih tinggi
dari pada kadar garam dalam darah ikan. Apabila kadar garam dalam air lebih
tinggi dari kadar garam darah, efek sebaliknya akan terjadi, air akan keluar
dari tubuh ikan, dan garam masuk kedalam darah, akibatnya ikan menjadi
terdehidrasi dan akhirnya mati.
Pada kadar yang
tinggi garam sendiri dapat berfungsi untuk mematikan penyakit terutama yang
diakibatkan oleh jamur dan bakteri. Meskipun demikian lama pemberiannya harus
diperhatikan dengan seksama agar jangan sampai benih gurame mengalami dehidrasi.
Beberapa
Keunggulan Garam benih gurame
Pemberian garam
termasuk aman bagi ikan, asal diberikan dengan dosis yang sesuai. Selain itu
juga aman bagi manusia.
Sampai tahap
tertentu diketahui garam mampu memblokir efek nitrit. Nitrit dalam air dapat
terserap kedalam system peredaran darah ikan, sehingga darah berubah menjadi
kecoklatan. Kehadiran nitrit akan menyebabkan kemampuannya untuk membawa
oksigen menjadi menurun, sehingga pada kondisi kelebihan nitrit sering terjadi
“penyakit darah coklat”. Dengan adanya garam kejadian demikian bisa dihindari.
Garam mampu
membunuh parasit-parasit bersel tunggal seperti Ich (white spot), jamur dan
bakteri lainnya. Terakhir garam mudah didapat dan mudah dibeli, sehingga bisa
tersedia setiap saat pada waktu diperlukan.
Dosis dan Cara
Pemberian
Garam sudah lama
digunakan sebagai antiseptik pada akuarium, selain itu juga kerap digunakan sebagai
anti jamur (fungisida). Meskipun demikian akhir-akhir ini penggunaan garam
sebagai fungisida relatif jarang dilakukan karena banyaknya anti jamur lain
yang telah dibuat khusus untuk ikan.
Beberapa dosis
penggunaan garam untuk pengobatan benih gurame adalah:
Sebagai
profilaktik:
Sebagai
profilaktik, atau sebagai tonik, atau dalam bahasa umum sebagai “jamu”
dianjurkan untuk menggunakan garam sebanyak 1 – 2 sendok teh garam per 4 liter
air, atau sebanyak 1 – 2 gram per liter. Atau dengan kata lain sebanyak 0.1 –
0.2 persen. Sebelumnya garam disiapkan di suatu wadah. Kemudian dibuat larutan
dalam wadah tersebut sesuai dengan dosis. Setelah garam melarut baru benih gurame dimasukan
kedalam akuarium.
Dosis sebagai “jamu” ini digunakan apabila kita belum tahu
persis penyakit apa yang sebenarnya menjangkiti ikan, atau bisa juga digunakan
apabila ikan terluka, stress dan sejenisnya. Dengan demikian sistem
osmoregulasi ikan tetap prima sehingga ikan mudah melakukan pemulihan.
Sebagai perlakuan
pengobatan infeksi jamur dan atau bakteri
Untuk keperluan ini
diperlukan larutan garam dengan konsentrasi 1 %, atau larutan 10 g garam dan 1
liter air. Pemberian larutan ini hendaknya diberikan secara sedikit demi
sedikit sehingga konsentrasi tersebut akan tercapai setelah 24 – 48 jam.
Jadi
jangan diberikan sekaligus sebanyak 1 %, tapi diberikan secara perlahan-lahan.
Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kejutan osmotic, atau stress
pada ikan yang bersangkutan.
Pada awalnya
konsentrasi larutan dapat dimulai pada tingkat 0.1 – 0.2 %. Kemudian secara
teratur garam ditambahkan pada selang waktu tertentu, misalnya setiap 3-4 jam
sekali. Apabila pada saat peningkatan konsentrasi garam ini ikan mengalami
stress, hentikan segera perlakuan, kemudian ganti air sebagian sehingga
konsentrasi garam turun ketingkat semula.
Untuk mengurangi
pengaruh racun dari nitrit.
Untuk mengurangi
pengaruh nitrit dosis yang dianjurkan adalah 1 gram perliter air.
Untuk melepaskan
lintah pada ikan
Dapat dilakukan
dengan merendam ikan yang bersangkutan secara singkat dalam larutan garam 2.5
%. Perendaman pada dosis demikian akan menyebabkan lintah melepaskan diri dari
tubuh ikan. Meskipun demikian larutan ini tidak akan membunuh lintah itu
sendiri.
Sebagai obat
infeksi Piscinoodinium (Velvet).
Pengobatan
terhadap infeksi Piscinoodinium dapat dilakukan dengan perendaman jangka
panjang dalam larutan garam dengan konsentrasi 10 gram per 45 liter air. Atau 1
sendok teh per 4 liter air.
Perhitungan
Untuk memberikan
perlakuan garam yang tepat pertama kali harus diketahui volume air dari
akuarium yang akan diberi perlakuan. Sebagai contoh apabila anda mempunyai
akuarium dengan ukuran 100 cm x 50 cm x 50 cm tapi diisi air setinggai 40 cm
saja, maka volume airnya adalah 100 x 50 x 40 cm3 = 2.000.000 cm3 atau sama
dengan 200 liter air atau sama dengan 200 kg.
Apabila dosis
garam yang diperlukan adalah 1 % maka garam yang diperlukan adalah 1 % (0.01) x
200 kg = 2 kg . Sedangkan bila dosis garam yang diperlukan adalah 0.1 % maka
yang diperlukan adalah 0.1 % (0.001) x 200 kg = 0.2 kg atau kurang lebih 2 ons
atau 200 gram.
Perlu diperhatikan
bahwa tidak semua ikan air tawar tahan terhadap pemberian garam. Oleh karena
itu, sebelum melakukan perlakuan pemberian garam, yakinlah terlebih dahulu
bahwa ikan yang dipelihara bukan termasuk ikan yang peka terhadap garam.
semoga bermanfaat
0 komentar:
Posting Komentar