PEMBUATAN KOLAM
TERPAL untuk pembenihan ikan gurame yang
dibuat atas permukaan tanah
Untuk anda yang
ingin budidaya gurame namun tidak mempunyai tempat yang cukup dapat
membudidayakan ikan gurame dengan memakai kolam dari terpal. Ikan gurame pada
intinya memerlukan air yang cukup. Kolam dari terpal dapat sendiri meskipun di tempat yang sempit. Jika kesulitan
bisa menggunakan jasa tukang bangunan.Seandainya sabar merawatnya maka ikan gurame terus tumbuh
dengan baik.
Bagi anda yang
ingin usaha di bidang pembesaran sebaiknya Benih ikan gurame yang digunakan
untuk pembesaran di kolam terpal, harus
dipilih benih yang telah mencapai ukuran panjang 5-8 cm atau berat 20-30
g/ekor. Padat penebaran di kolam terpal antara 20-50 ekor/m2.hal ini
dikarenakan ikan gurame yang sudah ukur jempol,silet atau korekan sudah kuat
tahan terhadap serangan penyakit
Ikan gurame yang
ukur agak besar mudah dalam perawatannya sehingga sangat cocok buat usaha
sampingan dan dan ikan gurame ini sudah
bisa terkadang di kasih pakan alternatif dedaunan.
Kolam terpal juga
bisa digunakan untuk pembenihan ikan gurame setelah telur menetas namun perlu
perawatan kusus serta harus ada aerasi agar oksigen yang terlarut cukup untuk
budidaya benih gurame di segmem
pembenihan.
Selama kegiatan
pemeliharaan ikan, kolam harus dijaga ke-bersihannya sehingga tidak menjadi
sarang penyakit. Sisa pakan dan kotoran ikan di dasar kolam terpal secara rutin
dibersihkan dengan melakukan penyiponan tiap 15-20 hari sekali. Dengan
melakukan penyiponan secara rutin, dasar kolam tidak mengandung bahan-bahan
berbahaya bagi ikan budi daya.
Pembuatan Kolam
Terpal dengan Kerangka Bambu
Kolam terpal
dengan kerangka bambu atau kayu adalah kolam terpal yang dibuat di atas
permukaan tanah. Ukuran kolam disesuaikan dengan luas lahan yang tersedia.
Umum¬nya kolam yang dibuat disesuaikan dengan ukuran terpal, misalnya ukuran
kolam 2 x 3 x 1 m, 4 x 5 x 1 m, 6 x 4 x 1 m, atau 4 x 8 x 1 m.
Langkah-langkah
pembuatan kolam terpal dengan kerangka bambu atau kayu sebagai berikut.
• Jika tanah tidak rata karena miring,
maka tanah diratakan dengan menggunakan pelepah pisang atau sekam padi. Kedua
bahan ini selain berfungsi meratakan ta-nah, juga dapat menstabilisasi suhu.
Karena berfungsi sebagai stabilisator suhu, maka pelepah pisang atau sekam padi
tetap digunakan, sekalipun tanahnya rata. Ketebalan pelepah pi-sang atau sekam
padi sekitar 10 cm.
• Siapkan tonggak atau tiang bambu atau
kayu. Kemudian tancapkan tiang utama di setiap sudut kolam. Jika kolam terpal
yang dibangun lebih dari satu petak, atur tata letaknya agar terlihat rapi.
• Untuk pembuatan kerangka, bambu atau
kayu yang telah di¬pilih dipotong-potong sesuai ukuran kolam terpal yang akan
dibuat. Untuk menyatukan kerangka ke tiang digunakan paku ukuran 7 cm atau 9
cm. Bisa juga mengikat dengan menggunakan tali atau kawat.
• Untuk membuat dinding bisa
menggunakan bambu, kayu, atau papan. Bahan dibersih¬kan dan dipotong sesuai
ukuran, kemudian dipakukan pada kerangka. Jika menggunakan bambu, maka pada
saat me¬maku harus dilakukan secara hati-hati agar tidak pecah.
• Jika kerangka sudah terbentuk,
misalnya kotak berukuran 6 x 4 x 1 m, maka perlu diatur kemiringan ke salah
satu sisi untuk memudahkan pengeringan kolam dan pemanenan ikan gurame.
• Setelah kerangka kolam terpal selesai
dibuat, selanjutnya memasang plastik terpal. Siapkan terpal sesuai ukuran
ko-lam. Untuk kolam ukuran 6 x 4x 1 m digunakan terpal 8 x 6 m, sedangkan untuk
kolam ukuran 4x 5x 1 m digunakan terpal ukuran 6 x 7 m. Terpal dipasang dengan
baik hingga merapat ke tepi. Bagian sudut dapat dilipat. Agar plastik ter¬lihat
rapi dan tidak mengerut, di bagian dinding kolam paling atas dijepit dengan
bilah bambu.
• Di salah satu sudut yang telah diatur
kemiringannya dipasang paralon sebagai saluran pembuangan air. Terpal disobek
sedikit dengan cara menggun¬tingnya berbentuk bintang agar bisa dipasang
bengkokan pipa (knee).
• Selanjutnya, kolam terpal dusi dengan
air hingga mencapai kedalaman sesuai dengan kebutuhan pemelihara¬an ikan. Kolam
terpal diperiksa untuk memastikan bahwa kolam telah kokoh dan tidak ada
kebocoran pada terpal. Bila ada kebocoran, segera lakukan penambalan.
Sebelum digunakan,
kolam terpal harus disiapkan, terutama membentuk kestabilan air di kolam.
Setelah kolam selesai dibuat, bilas terlebih dahulu untuk menghilangkan segala
kotoran yang melekat pada terpal. Masukkan air ke dalam kolam hingga sesuai
kebutuhan.
Kemudian kolam
ditutup dan dibiarkan selama 2-3 hari. Untuk menjaga sterilitas, kolam terpal
dapat diberi per¬lakuan tradisional berupa memberi tumpukan daun pepaya atau
daun ketepeng (Cassia alata) yang dibiarkan selama 5-7 hari. Daun pepaya
berfungsi sebagai antiseptik. Selanjutnya benih ikan gurame siap ditebar.
Pem benih an ikan
guramel termasuk mudah untuk dipelajari. Banyaknya pelatihan-pelatihan,
buku-buku dan dan para ahli membuat kita bisa cepat belajar. Namun, bukan
berarti tidak ada kelemahan pada cara budidaya benih gurame, tetap ada kendala
dan kesulitan yang akan kita hadapi. Karena kondisi lingkungan yang berbeda
belum tentu keberhasilan yang kita dapat akan sama.
Contohnya ketersediaan air
alami dan intensitas cahaya matahari yang menyinari kolam. Oleh karena itu kita
sesuaikan dengan kemampuan kita dan jika bisa kita mungkin akan menemukan cara
yang berbeda sehingga kelemahan dan kendala yang kita hadapi dapat kita
minimalisir.
Banyak - banyaklah belajar dan bertanya pada pakar maupun peternak
benih ikan gurame yang sudah berpengalaman sebelumnya. Tidak ada salahnya kita
mengikuti seminar yang biasanya diadakan oleh dinas setempat. Karena bisnis
benih gurame ini tidak akan ada habisnya, masih banyak peternak yang kesulitan
memenuhi permintaan pasar ikan benih
gurame yang membludak .
Semoga bermanfaat